Purwokerto, Senin 13 Oktober 2025 – Minimnya literasi keuangan masih menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Banyak pelaku usaha menjalankan bisnis secara turun-temurun tanpa pencatatan keuangan yang rapi.
Akibatnya, pelaku UMKM sulit mengetahui apakah usahanya benar-benar untung atau justru merugi. Padahal, pencatatan keuangan yang baik menjadi fondasi utama dalam menjaga keberlanjutan usaha sekaligus membuka akses terhadap pembiayaan formal.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, Tim Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) melaksanakan Program Pendampingan Pencatatan Laporan Keuangan dan Perhitungan Modal Kerja bagi Pelaku UMKM di Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 13 Oktober 2025 bertempat di Aula Hastina Graha Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas, diikuti oleh 54 pelaku UMKM dari berbagai sektor usaha.
Kegiatan ini diketuai oleh Dr. Prianto Budi Saptono, M.B.A., dengan anggota delapan dosen dari FIA UI, antara lain Prof. Dr. Milla Sepliana Setyowati, S.Sos, M.Ak., Drs. Adang Hendrawan, M. Si., dan Wulandari Kartika Sari, S.Sos, M.A., Dr. Mohammad Wangsit Supriyadi, M.A.В., Dr. Adiwarman, S.H., M.H., Donny Oktavian Syah, S.E., M.E-Bus, Ph.D, dan Dr. Arfah Habib Saragih, S.E., M.S.Ak., CA., Asean CPA. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas, Drs. Wahyu Dewanto, M.Si, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antara dunia akademik dan dunia usaha untuk memperkuat kapasitas kewirausahaan lokal.
“Kami menyambut baik kegiatan ini karena para pelaku UMKM Banyumas memerlukan pendampingan langsung dalam hal pencatatan keuangan dan pengelolaan modal kerja. Pendekatan praktis dari para dosen UI ini tentu sangat bermanfaat,” ujar Wahyu Dewanto.
Selama kegiatan, peserta diajak memahami prinsip dasar akuntansi usaha kecil, membuat laporan laba rugi sederhana, serta menghitung kebutuhan modal kerja sesuai dengan karakteristik usaha masing-masing. Tim dosen FIA UI juga memberikan contoh aplikasi yang mudah dipahami oleh pelaku usaha.
Sebagai tindak lanjut, para peserta diminta mengisi survei evaluasi. Dari hasil survei, seluruh peserta (54 orang) memberikan respons yang sangat positif. Pada pertanyaan terbuka mengenai perkiraan peningkatan keuntungan atau efisiensi usaha setelah mengikuti pelatihan, para pelaku UMKM memberikan jawaban yang beragam.
Sebagian memperkirakan peningkatan keuntungan antara 10% hingga 70%, sementara yang lain menyebut angka konkret seperti tambahan laba Rp500 ribu hingga Rp10 juta per bulan.
Tak hanya manfaat finansial, hasil survei juga menunjukkan adanya manfaat non-finansial yang signifikan. Sebanyak 25 peserta mengakui bahwa mereka merasa lebih disiplin dalam mencatat transaksi, 33 peserta merasa lebih memahami kondisi keuangan usaha, dan 21 peserta menyatakan menjadi lebih percaya diri dalam mengelola keuangan bisnis mereka.
Dr. Prianto yang juga saat ini masih menjabat sebagai ketua IFTAA menjelaskan, kegiatan ini selain sebatas pelatihan teknis juga merupakan bentuk edukasi berkelanjutan untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya literasi keuangan di kalangan pelaku usaha kecil.
“Kami ingin UMKM di Banyumas bisa terus tumbuh secara berkelanjutan. Dengan pencatatan keuangan yang baik, mereka bisa membuat keputusan bisnis yang lebih tepat dan punya peluang lebih besar untuk berkembang,” tuturnya.
Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat dosen FIA UI di Purwokerto dan sekitarnya yang berfokus pada peningkatan kapasitas masyarakat dan dunia usaha lokal.
Melalui kegiatan ini, tim pengabdi FIA UI berharap dapat membantu UMKM menjadi lebih tangguh dan adaptif terhadap tantangan ekonomi modern. Kegiatan tersebut diharapkan bisa memperkuat sinergi antara universitas dan pemerintah daerah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.